Bangun Surau Al Hijrah Palembayan Agam Layak Untuk Ibadah di #Tahap 1

Di sebuah sudut Palembayan, Kabupaten Agam, berdiri Surau Al Hijrah dengan kisah yang menggetarkan hati. Sudah lima tahun berlalu, niat mulia membangun rumah Allah ini belum juga terwujud. Yang tampak hingga hari ini hanyalah tiang-tiang beton yang berdiri sunyi, seakan menunggu tangan-tangan kebaikan untuk melanjutkan amanah yang tertunda.

Di antara tiang-tiang itu, ada sebuah bangunan papan sederhana—itulah tempat jamaah menunaikan shalat setiap hari. Tanpa dinding kokoh, tanpa lantai yang layak, tanpa perlindungan dari hujan dan panas. Namun dari tempat yang sederhana itulah, azan tetap berkumandang, doa-doa tetap terangkat, dan harapan tidak pernah padam.

Setiap waktu shalat, anak-anak, orang tua, dan para musafir berkumpul. Mereka datang bukan karena kenyamanan, tetapi karena cinta kepada ibadah. Angin dingin dan rintik hujan kerap menjadi saksi, betapa kuatnya tekad mereka menjaga shalat berjamaah, meski fasilitas sangat terbatas.

Surau Al Hijrah bukan sekadar bangunan yang belum selesai. Ia adalah simbol kesabaran, keteguhan iman, dan harapan yang terus hidup. Lima tahun menunggu bukanlah waktu yang singkat, namun keyakinan masyarakat Palembayan tetap teguh: suatu hari nanti, surau ini akan berdiri utuh, menjadi tempat sujud yang layak, pusat ibadah, dan cahaya kebaikan bagi generasi yang akan datang.

Semoga Allah mengetuk hati kita semua, agar Surau Al Hijrah tak lagi sendiri menunggu—dan segera berubah dari tiang-tiang sunyi menjadi rumah Allah yang hidup dan penuh keberkahan.